Posts

Showing posts from March, 2015

Sayangku

Sejengkal detik yang hubungkan kita Tlah mampu bawaku berlabuh dalam rasa tak menentu Ku kira terlalu cepatkah ini terjadi Ku takut kan terulang, sakit itu Kurangkai sepatah demi sepatah gelisahku Kuikat ia dalam sebilah ungkap Yang seolah penjarakan pandangku Yang seolah menggantungku Berlalunya hari beriring waktu Seolah jika hujan itu tak datang Mungkin tangis hatiku tak membuatku menepi Singgah keduniamu Entah sia atau tidak Kuharap diriku yang penuh luka Diriku yang berdosa Bisa menebusnya bisa obatinya Teriring waktu semakin membentang Luka ini, salahku seolah harus ku kikis sendiri Mata yang selalu beralih alih Pada luka dan dosaku serta padamu Lain hal ini perluku benahi Lain pandang jangan sampai kehilangan jejakmu Bisakah ini kubiarkan ia terbuka Sambil aku kejar yang tak mungkin kukejar atau sebaliknya Sesekali aku merasa kau menolehku Sesekali aku berharap begitu Berharap ku cukup penting atau cukup berarti Walau sekedar sapa senyummu Kucoba lemp

Ringkasan

Tertuliskan sebuah cerita Dikala waktu menempa diri Dengan setapak yang melintas Menyeberang sebuah keadaan Dari jatuhnya langkah demi langkah Tak terhitung  jari, tak terhitung Walaupun kucuba tulis dalam rangkaian senja Tetap tak terhitung Benar dan baik pernah terlintas Salah dan buruk pernah terbekas Walau itu terjadi, itu tetaplah bunga Bunga yang pasti terhirup Kupetik itu, ku tulis Dalam prosaku Dalam ungkapku Ku ringkas waktu Dalam baitan waktu Bejudul masa lalu...... Yang jauh berlalu

Rasa putih, noda cintamu

Ketika ku bingkis janji Ketika awal berjumpa dnganmu Kutak ingin ingkari Walau spatah Berlalulah waktu diantara setapak Membelahkan jarak demi jarak Kubekukan hatiku, ku kotakkan hasratku Berharap tak satupun mampu sentuh Namun lakuku membunuh kodratku Lakuku mengikis janjiku Kutahu salah, sangatlah salah Ku goreskan coretan Spanjang detik denganmu Memberi warna lain pada jalan kita Ketika ku hampir terhanyut Ku sadarkan diriku Kupupuskan rasa ku padanya, yang lain Namun lakuku tetap salah Dan akan amat salah dimatamu Kuharap kau tak marah dan menamparku Bangunkanku dari mimpi buruk Namun lain waktu salah lagi langkahku Membuatmu smakin jauh jauh jauh Hingga akhirnya berakhir sudah Semuanya.... harapan ku yang mungkin juga harapanmu... Dalam terlambatnya sadarku Kucoba tunjukkan rasaku Yang tak tersentuh Slalu untuknya Namun dari lakuku Dia tak akan mau tahu Lalu kubungkus rasa yang membeku dalam rindu Kutinggalkan semua dalam masa lalu Dan kusimpan b

Tempat terindah

Kusingkap selimut waktu Yang menutup jalan ku Jalan yang ajarkanku Belajar dari masa lalu Ketika ku lewati Ketika kupijaki Ku singgah, ku belokkan kakiku Pada tempat yang tak ku tahu Sekiraku pasti biasa dimataku Namun ketika masuk Kulihat warna warni Berhias langit biru Jernih air sejuk udara Tempatnya syair tiada tara Apalah kuberi nama Ataukah sempat aku bertanya Pada seauatu yang hadirkannya Dalam garis waktu Mungkin aku salah Ku ingat jalanku Segera ku beranjak Dari tempat itu Dengan penuh rindu Berharap suatu saat kan bertemu.... Lain waktu

Sadar dan menyadari

Sadar adalah hal yang sering kita ucap dan kita alami. Namun kita tak bisa berlaku positif saat sadar, beberapa orang mengatakan begitu. Pertanyaan yang timbul iyalah, bagaimana kita menjadi sosok sadar dan menyadari yang positif ? Ada beberapa faktor hal yang mempengaruhi sadar kita yaitu fikiran, nafsu, dan kata hati. Hal tersebut membawa dampak masing masing, ada yang pro dan kontra. Fikiran, ini adalah tempat dimana informasi diolah berdasarkan database yang kita miliki, semakin paham kita semakin besar pemecahan dan penghubungan informasi terjadi. Ini letak masalahnya, dalam bertindak baik kita seringkali mempertimbangkan dan memikirkannya berulangkali. Kenapa ? karena ada sisi lain dimana diri kita menambah hubungan yang lain. Seperti nafsu dan hati, keduanya sulit bersatu alias tidak mungkin. Pikiran akan terus memecah, nafsu dan hatipun ikut. Hati membawa tetang hal dasar dimana itu baik namun sulit diterima, sedang nafsu membawa ke dalam egoisnya diri.  Ini membuat kita sulit

Kemarin Kini

Saat dimana Tak banyak orang tahu Tentang cerita dimasa lalu Tentang bintang yang ingin secerah mentari BagaiMana jadi itu Sedang Aku berbeda dengannya, bintang Sedang Aku merana Mungkinkah itu menjadi cerminku Seperti air putih itu Yang kuteguk dalam sadarku Ataukah hanya sebongkah cerita Dimana runtut waktunya Dan sekarang, Hari INI Aku mulai cerita hingga nanti